Popular Post

INIPOKER:Cerita Seks Nafsu Birahi dengan Nadine

By : Unknown
Cerita Seks Nafsu Birahi dengan Nadine
Cerita Seks Nafsu Birahi dengan Nadine

Aku seoarang karyawan swasta umurku 29 tahun namaku Dinto, aku orangnya supel mudah bergauldengan siapa saja, dilingkunganku bekerja aku mendapat perhatian karena badanku yang atletis dengan postur tubuh tinggi 170 cm berat 68 kg masih single, tidak susah untuk mencari teman apalagi teman kencan hehe.

Ada salah satu wanita yang menyita perhatianku saat akau bekerja yaitu namanya Nadine, dengan sifat yang luwes dan kalau diajak ngobrol enak, dia ditempatkan oleh pimpinannya sebagai marketing, duklu dia satu bagian denganku.

Awal tahun yang lalu Nadine melangsungkan pernikahannya dengan seorang teman kuliahnya. Walaupun sekarang sudah menikah, Nadine tetap seperti yang dulu, luwes dan anggun. Walaupun postur tubunya bukanlah tipe seorang yang bertubuh tinggi dan langsing, tapi dia memiliki kharisma tersendiri.
Dengan kulit yang putih, payudara sekitar 34 serta betis yang indah, senyumnya yang menawan, tidak mengherankan bila menjadi perhatian para lelaki. Kedekatan diriku dengan Nadine berawal sejak dia bekerja pada bagian yang sama denganku 3 tahun yang lalu.

Sejak dia pindah bagian (lantai berbeda walaupun dalam satu gedung) dan menikah, aku jadi jarang sekali bertemu. Paling hanya berbicara melalui telpon atau saling kirim email. Kami sering bercakap-cakap mengenai kDintor dan kadang-kadang menjurus ke hal yang pribadi.

Karena Nadine kadang-kadang berkeluh kesah mengenai masalah-masalah kantor, yang sering membuat pikirannya cemas. Dan hal itu terbawa dalam keluarga. Rasa cemas Nadine terkadang memang berlebihan, yang membuat sampai awal tahun 2004 ini belum ada tanda-tanda bahwa dirinya hamil.

Setiap ada anggota keluarga atau temannya yang bertanya mengenai hal itu, menambah gundah dirinya. Segala upaya termasuk konsultasi kepada dokter sudah dilakukan, tetapi hasilnya tetap nihil. Rasa cemas dan bersalah timbul pada diri Nadine, karena selalu menjadi bahan pertanyaan khususnya dari pihak keluarga.

Aku sering kali memberi semangat dan dukungan kepadanya untuk selalu belajar menerima apa adanya dalam situasi apapun. Bila ada sesuatu pikiran yang membuat gundah Nadine, aku selalu dapat membuat dirinya lupa dengan masalahnya.

Aku selalu dapat membuat dirinya tertawa, dan terus tertawa. Pernah suatu ketika, Nadine tertawa sampai berlutut dilantai sambil memegang perutnya karena tertawa sampai keluar air mata dan sakit perut!! Suatu hari (aku lupa persisnya) minggu ke 2 di bulan Februari 2014 yang lalu, Nadine menelponku melalui HP. Pada saat itu aku baru saja sampai di rumah, setelah seharian bekerja. Haloo Nitaa.. Lagi dimana lu Tumben nih malem-malem nelpon, hehehehe.. kataku kemudian. Lagi di rumaah.

Lagi bengong-bengong, laper and cuapek buanget nih, tadi gue ada meeting di Kuningan (jalan kuningan-Jakarta) dari siang, lu sendiri masih dikDintor kata Nadine kemudian. Nggak laah, baru aja sampai di rumah. Eh, lu dirumah bengang-bengong ngapain sih Emang di rumah lu kaga ada beras, sampai kelaperan gituh candaku kemudian. Disana Nadine terdengar tertawa renyah sekali, Hehehehe..

Emang benar-benar nih anak!! Gue capek karena kerja! Terus belum sempet makan dari pulang kantor!! Ooo, gitu. Gue kira lu capek karena jalan kaki dari kuningan ke rumah! kataku kemudian. Eee, enak aja!! Ntar betis gue besar sebelah gimana Lhaa kan, tadi gue bilang jalan kaki, bukan ngangkat sebelah kaki terus loncat-loncat Kenapa betis lu bisa besar sebelah Disana Nadine hanya bisa tertawa, mendengar kata-kataku tadi. Sudah lu istirahat dulu Nit, jangan lupa makan, mandi biar wangi.

Seharian kan sudah kerja, capek, ntar kalau lu dikerjain ama laki lu gimana, sementara sekarang aja lu masih capek aku bicara seenaknya saja sambil meneguk minuman juice sparkling kesukaanku. Kalau itu mah laeen.. Gue enjoy aja!! Nggak usah mandi dulu laki gue juga tetep nempel.

Lagian sekarang laki gue nggak ada, kok. Lagi ke Australia.. kata Nadine kemudian. Ke Autralia Wah, enak amat! Gini hari jalan-jalan kesono sendirian, lu kok kaga ikut Ngapain Nit, beli kangguru ya tanyaku seenaknya. Eh, ni anak dodol amat sih!! Urusan kantornya lah!! kata Nadine sengit, sementara aku hanya cekikikan mendengar Nadine berkata sengit kepadaku. So anyway, seperti pertanyaan gue tadi, lu tumben Nit, malem-malem gini telpon. Baru kali ini kan tanyaku. Iya, gue mau ngobrol aja ama lu.

Abis disini sepi.. nggak ada yang bisa diajak ngomong lalu Nadine menceritakan apa-apa saja yang menjadi pembicaraan dalam meeting tadi. Seperti biasa, aku diminta pendapat dalam masalah kDintor yang sedang ditangani, dalam sudut pandang aku tentunya.

Tak terasa, kami berbicara sudah satu setengah jam yang kemudian kami berniat mengakhiri, dan berjanji akan di teruskan esok harinya di kantor. Sebelum aku menutup telpon, tiba-tiba Nadine menanyakan sesuatu kepadaku, Eh, gue mau tanya dikit dong, boleh nggak Tapi kalau lu nggak mau jawab, nggak apa-apa.. Apa tanyaku kemudian. Maaf Nto, kalau gue boleh tanya, Hmm..

Lu pernah ML nggak. Mendengar pertanyaan seperti itu aku sedikit kaget, karena walaupun pembicaraan aku dan Nadine selalu apa adanya dan kadang bersifat pribadi, tapi belum pernah seperti ini. Ngg, pernah.. Kenapa Dintanyaku ingin tahu. Nggak, cuma tanya doang.. Lu pertama kali ML kapan, pasti ama cewe lu yah tanya Nadine.

Gue pertama kali ML waktu SMA, sama teman bukan ama cewe gue, lu sendiri kapan Mendengar jawaban ku tadi Nadine langsung berkata, Gue sih, waktu kuliah. Itu juga setelah TA, sama Randy (suaminya). Rasanya gimana Nto, ML pertama kali tanya Nadine.
Lhaah, lu sendiri waktu ML pertama kali gimana. Awalnya sih, sakit. Tapi enak juga.. Hehehe. Abis Waktu itu Randy buru-buru amat. Maklum waktu itu kami takut ketauan... Emang lu ML dimana, di kantor RW Hahaha, nggak lah!! Gue lakuin di ruang tamu rumah gue sendiri. Waktu itu lagi nggak ada orang lain. Pembantu gue juga lagi keluar rumah Wah, ternyata waktu gue ke rumah lu kemarin, gue nggak sangka duduk di sofa yang pernah digunain untuk perang antar kelamin.

Nadine hanya tertawa mendengar celotehanku itu. Kemudian kami saling bercerita mengenai pengalaman kami masing-masing, sampai dengan masalah posisi yang paling disukai dan yang tidak disukai dalam berhubungan intim.

Kami juga sama-sama bercerita kalau kadang-kadang melakukan masturbasi apabila keinginan sudah menggebu dan tidak tertahankan. Wah, Nto.. kalau lu abis mastur, jangan dibuang sembarangan dong, kasiankan, anak lu pada teriak-teriak di got.

Mending lu bungkus terus kirim ke gue aja, kali-kali bermanfaat Emang lu mau sperma gue, bawanya gimana Dibungkus Kaya bawa nasi rendang! Kirim lewat apa dong Mending langsung tuang ke lu langsung. Praktis dan nyaman, hehehehe. Week, mengharap amat! Lu yang nyaman, tapi gue yang nggak aman!! Nggak, gue cuma mau sperma lu aja celetuk Nadine dengan sengit. Sudah ah, gue mau mandi dulu terus tidur, besok kita kan masih kerja.. kata Nadine kemudian.

Setelah itu kami sama-sama berpamitan untuk menutup telpon. TGF (Thanks God is Friday), hari itu aku melakukan seperti biasanya. Walaupun aku terasa mengantuk, tapi aku senang dan bekerja dengan semangat sekali karena besok dan lusa libur.

Seperti janji semalam, aku makan siang dengan Nadine untuk melanjutkan pembicaraan masalah kDintor yang sedang dihadapinya. Aku dan Nadinepun berangkat bersama, menuju restoran yang menyajikan masakan Thailand di bilangan Jakarta Selatan.

Sepanjang perjalanan dan di tempat tujuan pembicaraan kami hanya berkisar masalah pekerjaan yang serius, sekali-kali bercanda dan tertawa. Tidak ada satupun topik yang mengungkit-ungkit pembicaraan akhir di telepon semalam. Sampai pada saat kami diperjalanan pulang, kami hanya diam seribu bahasa.

Mungkin karena Nadine masih mengingat pembicaraan yang tadi dibicarakan. Kalau aku sih, sedang mengingat-ingat rencana apa yang akan dilakukan liburan nanti. Entah apa yang ada di benak Nadine, mungkin pusing liat kemacetan lalu lintas yang sedang dihadapi, maklum dia yang jadi sopir. Sementara aku bersantai-ria disampingnya sambil mendengarkan lagu slow R&B.

Kenapa sih, kok ngelirik gue terus kata aku tiba-tiba, karena aku perhatikan dari sudut mataku, Nadine sering melirik ke arah aku. Ge-Er aja sih lu Gue cuma liatin jalan, bukan liat lu! Jalan kan macet, jadi gue bingung mau ambil arah mana celetuk Nadine. Weleh, muka liat jalan, kok biji mata lu ke arah gue Emang, tampang gue kaya pengamen yah. Nadine tertawa mendengar celotehan aku tadi.

Kemudian dia berkata, Nto, lu benar mau kirimin ke gue. Kirimin apa sih. Itu-tu, .. Pembicaraan kita semalem.. kata Nadine. Tentang mastur.. Aku langsung memalingkan wajahku ke Nadine, bingung Mastur Ooo, yang itu.

Emang kenapa sih DinLu emang ingin benih gue. Sebenernya bukan itu, gue cuma ingin punya anak doang. Cuma gue bingung harus gimana Mungkin sekarang belum rezeki lu, kali Nit. Lu jangan nyerah gitu donk! Suatu saat nanti, kalau rezeki lu sudah dateng, pasti juga dapet kok.

Sabar ajah, ya Dinkataku. Jadi maksudnya, lu nggak mau kasih kesempatan ke gue Maaf ya, Nto Bukannya gue sudah kehilangan akal sehat, gue cuma mau tes aja. Gue tahu lu orangnya bisa dipercaya. Apapun yang terjadi nanti, gue percaya lu nggak berubah memandang diri gue. Tetep bisa jadi teman gue. Makanya gue perlu lu. Wah Nita, kalau nanti hamil beneran gimana Serem aja kalau sampai ketauan.

Gue kan, jadi nggak enak ama keluarga lu. Biarin aja, itung-itung sebagai bukti kalau gue bisa hamil!. Setelah Nadine berkata tadi aku berpikir, si Nadine gila juga nih, pikirku. Aku tahu, kami memang sama-sama dekat, tapi hanya sebatas teman biasa.

Aku hanya takut, nanti setelah kejadian, salah satu dari kami bisa muncul perasaan berbeda. Walupun Nadine percaya aku tidak seperti itu, tetap saja aku ragu. Memang aku tidak memungkiri, ingin sekali tidur dengannya.

Tapi perasaan itu aku tahan, karena bisa merusak hubungan kami nantinya. Paling kalau sudah tidak terbendung, ujungnya hanya masturbasi. Aku memang doyan sekali dengan yang namanya sex. Tapi aku tidak mau obral cinta demi sex semata. Oleh sebab itu, permintaan Nadine ini bisa saja mengubah suasana.

Tapi setelah aku pikir-pikir, apa salahnya aku coba. Toh, dari dulu memang aku ingin sekali melihat lekuk tubuhnya.. gimana To, bisa nggak kata Nadine tiba-tiba yang membuyarkan lamunanku. Bisaa.. Ya pasti gue bisa aja dong! Wong enak kok, main perang-perangan.

Heh, enak aja! Kata sapa lu, kita ML Gue kan cuma bilang minta sperma lu Bukan berarti kita main sex! Dan gue minta kita bersikap obyektif yah, ingat gue sudah punya keluarga. Jadi kita nggak nge-sex Gimana caranya Emang lu mau minum sperma gue, yang ada sih lu cuma kenyang, bukannya bunting! kataku mulai bingung. Hush, jijik ah, omongan lu.

Gimana caranya lu hanya keluarin sperma lu nanti, terus langsung masukin ke punya gue. Waah, susah amat proyeknya! Tapi okelah, kita coba aja yah akupun menyanggupi, karena aku berpikiran, akan berusaha paling tidak bisa melihat bentuk tubuhnya yang membuat penasaran selama ini.

Kemudian dalam pembicaraan selanjutnya, kamipun sepakat untuk bertemu esok harinya di salah hotel bintang 3 di arah yang berbeda dengan daerah rumah kami di wilayah Jakarta selatan. Hari Sabtu pun tiba. Setelah istirahat yang cukup, pagi-pagi sekali aku sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk tujuanku nanti.

Setelah aku tiba di hotel tersebut, aku langsung check-in. Kemudian menunggu di kamar hotel setelah sebelumnya aku memberitahu Nadine bahwa aku sudah sampai. Lama sekali Nadine tidak muncul, sudah hampir 3 jam aku menunggunya sambil menonton acara music di TV kamar.

Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, ketika tiba-tiba ada ketukan halus dari pintu kamarku. Dengan berdebar-debar akupun bergegas mengintip dari pintu, ternyata Nadine! Ketika aku bukakan pintunya, Nadine langsung bergegas masuk meninggalkan aku di depan pintu sambil terbengong-bengong.

Hari itu Nadine menggunakan kaus hitam berkerah rendah dilapisi dengan bleser coklat tua, dengan rok berbahan kulot bercorak coklat tua. Begitu sudah di dalam Nadine langsung membuka blesernya yang ternyata memperlihatkan kausnya berlengan buntung.

Menambah kontras dengan warna kulitnya yang putih bersih. Sementara aku hanya menggunakan T-Shirt dan bercelana pendek. Kemudian dia duduk di tepi tempat tidur, menghadap ke TV. Kenapa sih lu, bengong gitu liatin gue kata Nadine.

Nggak, cuma heran aja sama lu, masuk ke dalam tanpa ngomong, buka bletser terus duduk nonton TV Siapa yang mau nonton, gue kan cuma baru dateng. Sori, yah, gue nggak nyapa lu dulu. Malah nyelonong masuk. Terus terang gue bingung, jantung gue deg-degkan nih kata Nadine.

Akupun menyadari suasana seperti itu, kemudian aku menawarkan minum kepada Nadine untuk mengendurkan suasana yang kaku. Setelah aku membuatkan teh yang diminta Nadine, akupun duduk di bawah sambil bersandar ke tempat tidur. Nadine yang berada didekatku meminum teh suguhanku sambil tetap duduk di pinggir tempat tidur.

Posisi ini membuat aku bisa mudah memperhatikan lekuk kakinya yang bagus, yang sejak dulu aku kagumi, karena tepat berada di samping mukaku. Putih bersih tanpa noda. Sekali kali aku membuka pembicaraan dengan topik yang umum saja. Maksud aku hanya untuk mengendurkan suasana, dan ternyata aku berhasil.

Aku dapat melihat bahwa Nadine sudah dapat rilex dengan susasana ini karena dapat menimpali pembicaraanku dengan cepat dan sekali-sekali tertawa mendengar celotehanku. Setelah Nadine minum teh, dia berdiri dan meletakkan gelasnya di atas meja di samping TV, kemudian duduk dibawah, disamping kananku dengan bersandar pada tempat tidur.

Sambil terus berbicara, aku mencoba memeluk pundaknya dari samping, dan tangan kiriku memegang tangan kirinya. Sambil terus kami berbicara, aku mencoba merasakan kehalusan kulitnya dengan sentuhan-sentuhan halus ujung jariku yang aku lakukan.

Dari pundak aku sentuh turun ke telapak tangannya, silih berganti. Sentuhan-sentuhan lembut yang aku lakukan tidak di pungkiri membuat Nadine terpengaruh, walaupun dia tetap saja berbicara. Terbukti bulu-bulu pada tengkuknya terlihat berdiri, karena ulahku itu.

Ditambah lagi sekali-kali aku mencium pundaknya. Sentuhan tangan kananku yang tadi dengan tangan kiriku menyentuh tanganganya, kini berpindah ke perutnya, sementara tangan kiriku masih memberi sentuhan pada tangan kirinya.

Sentuhan pada perutnya terus beranjak naik, sampai aku menyentuh payudaranya walau masih di balut dengan bra dan kausnya. Lama aku melakukan aksi tersebut sambil memberikan sentuhan dari luar. Kemudian tanganku itu turun kembali kebawah yang kemudian meyusupkan ke dalam kaus Nadine. Sentuhan pada perutnya aku langsung berikan tanpa halangan dari kausnya.

Terus naik ke atas sampai aku menemukan payudaranya yang masih terbungkus payudara. Begitu kenyal dan nikmat sekali rasanya, meremas-remas payudaranya dengan lembut, kemudian aku berusaha mencari-cari putingnya sambil terus meremas lembut serta memberi kecupan pada pundaknya.

Nadine yang sudah mulai merasakan perbuatanku itu sambil memejamkan matanya, sudah terdiam sejak tadi tiba-tiba menepis ulahku itu sambil menarik tanganku dari balik kausnya, Sudah, yah.. kemudian dia mengecup bibirku, yang di jawab dengan lumatanku sambil terus memberi sentuhan. Kali ini yang manjadi sasaranku adalah kakinya, karena posisi Nadine agak sedikit miring ke arah aku. Sedikit demi sedikit tanganku meraba, dan menyentuh kakinya sampai aku menyusupkan dibalik roknya.

Didalam roknya tanganku mulai mencari-cari pangkal pahanya yang masih tertutup dengan celana dalamnya. Rangsangan yang aku berikan mungkin menambah panas suasana, karena Nadine menyambut lumatanku dengan bergairah.

Kemudian tanganya mulai meraba-raba gundukan di balik celana pendekku yang sejak dari tadi menegang hebat, yang kemudian aku membimbing tangannya untuk memasukkan ke dalam celanaku. Terus aku melanjutkan aksiku di dalam roknya. Aksinya yang memijat nikmat penisku dari dalam celana, membuat aku bernafsu sekali.

Akupun menyudahi lumatanku dan kecupanku pada lehernya, dan langsung menurunkan kepalaku ke bawah, untuk memberi kecupan dan jilatan kecil pada kedua kakinya. Dari bawah, terus ke arah pangkal kaki, sedikit demi sedikit aku memberi sentuhan, kecupan dan jilatan pada kedua kakinya.

Sampai akhirnya di pangkal kakinya, dengan menyibakkan roknya sedikit demi sedikit, akhirnya aku dapat melihat celana dalamnya yang berwarna coklat yang sangat muda. Akupun lebih bernafsu untuk memberikan jilatan disekitar pangkal pahanya. Begitu aku berniat untuk menurunkan celana dalamnya, Nadine tiba-tiba berdiri dan duduk di pinggir tempat duduk.

Posisi aku yang sudah terlanjur memegang karet CD-nya, malah membuat turun agak kebawah karena Nadine berdiri. Nadine yang tahu hal itu langsung menurunkan roknya dan duduk di samping tempat tidur. Kita jangan sampai ML, yah kata Nadine.

Memangnya kenapa Tuang spermanya gimana Gini aja, gue akan merangsang lu sampai keluar, setelah itu gue masukin punya gue dan tumpahkan sperma gue didalem, gimana Soalnya kalau numpain doang mah, yang enak gue aja dong pintaku kemudian. Sama aja donk kita ML. Nggak lama kok, paling kalau gue sudah nafsu banget kaya gini, paling lama semenit! sergahku. Makanya lu gue buat klimaks dulu, baru gue masukin.

Tapi.. belum sempat Nadine meneruskan aku sudah melumat bibirnya yang seksi itu, sambil tangan kiriku meraba-raba selangkangannya dari balik rok. Terasa basah disitu. Kerena lumatanku dibibirnya dan rangsanganku dari bawah, Nadine merebahkan dirinya diatas kasur dengan posisi kaki yang menjuntai ke bawah tempat tidur.

Akupun masih terus bergerilya, atas-bawah. Kemudian aku menurunkan arah seranganku ke bagian bawahnya. Dari leher, pundak, aku remas payudaranya, terus ke perutnya, sampai dengan aku menyibakkan kembali roknya.

Disitu aku melihat posisi celana dalamnya yang sudah merosot ke bawah, walaupun masih diatas dengkul, tapi sudah memperlihatkan bulu-bulu yang hitam dan halus serta terawat dengan rapi. Untuk beberapa saat aku masih kagum dan takjub dengan pemandangan itu.

Dari posisi di samping Nadine, akhirnya aku memberi sentuhan halus melalui bibir dan kecupanku di sekitar selangkangannya. Sedikit demi sedikit memberi kecupan dan sentuhan, dan terus turun ke kakinya, sampai aku turun dari atas tempat tidur memberi kecupan pada kakinya yang menjuntai kebawah.

Kemudian masih terus mengecup kakinya dari bawah terus ke atas lagi, dan sedikit demi sedikit aku menarik turun celana dalamnya sambil memberi kecupan dan jilatan kecil pada sekujur kaki indahnya yang aku kagumi itu.

Setelah celananya aku lepas, dalam posisi duduk di bawah dan menghadap ke arah selangkangan Nadine, aku membuka kakinya lebar-lebar kemudian dengan meletakkan kedua pahanya di atas pundakku, dan aku langsung melahap vaginanya yang terawat sangat rapih sekali.

Dengan kulit bersih, bulu yang halus, vagina yang dimiliki Nadine sangat bagus sekali. Yang membuat diriku jadi bernafsu sekali dan ingin sekali menyutubuhinya. Aku melumat vaginanya dengan sangat bernafsu sekali, sampai terdengar erangan lepas Nadine yang sudah tidak tertahankan sambil menggeliat kekiri dan kekanan.

Erangan-erangan Nadine tersebut membuat diriku lupa, dan terus melumat dan menjilat vagina nan indah itu, sambil memberi elusan kepada kedua pahanya dengan kedua tanganku. Elusanku itu kemudian beralih ke atas.

Dari balik kausnya aku memberi sentuhan-sentuhan ke perutnya, sampai akhirnya aku memeras halus kedua payudaranya yang sebelumnya sudah aku keluarkan dari cup yang hanya menutup setengah dari payudaranya.

Remasan halus yang aku berikan memberikan nuansa kenikmatan tersendiri bagiku. Karena selain kulitnya yang sangat halus, ukuran dan kekenyalannya membuat aku makin bernafsu untuk menyetubuhinya. Walaupun aku belum melihat payudaranya secara langsung, karena masih tertutup di balik kaus.

Setelah beberapa menit, tiba-tiba Nadine mengangkat pantatnya tinggi-tinggi dan kedua kakinya menjepit kepalaku ke arah selangkanganku. Sambil setengah teriak yang tertahan Nadine berkata, Nnnto, .. Aku mau keluarr.. Aduhh!! kemudian Nadine mengejang untuk beberapa saat. Aku yang masih terus melahap vaginanya, merasakan ada cairan yang keluar dari dalam vaginanya.

Setelah Nadine terhempas lemas, aku masih saja membersihkan cairan cinta yang keluar dari dalam vaginanya. Setelah itu baru aku merangkak naik sambil menyibakkan kausnya untuk melihat payudaranya, setelah terlihat, aku menjilatinya dengan lahap.
Nadine yang masih keletihan setelah orgasme yang pertama, hanya terlihat pasrah saja. Karena aku sudah sangat bernafsu sekali, aku langsung melepas celanaku. Rotanku yang sudah sangat keras memang sedari tadi sudah membuat aku tidak nyaman. Dalam keadaan Nadine yang pasrah tersebut, Aku langsung memasukkan penisku dalam lubang cinta milik Nadine.

Seret, tapi nikmat sekali. Aduh! Ahh.. desah Nadine sambil memejamkan matanya. Sedikit demi sedikit aku masukkan, kemudian aku tarik sedikit, aku masukkan lagi yang lebih dalam, yang akhirnya aku menyodoknya dalam-dalam sampai mentok dengan pangkal penisku.

Kamipun menyatu, dan keinginan aku tadi untuk menyutubuhinya sudah terpenuhi. Karena desahan-desahan Nadine yang membuat aku sangat bernafsu sekali, sambil memeluk tubuh Nadine yang masih berpakaian lengkap aku segera menggenjot tubuhnya dengan cepat.

Akhirnya dengan hitungan cepat pula, akupun sudah tidak tahan untuk menyemburkan lahar panasku. Aku langsung mendekap Nadine kencang-kencang sambil menekan dalam-dalam penisku ke dalam vaginanya. Ahh, .. Gue keluar akupun menyemburkan cairan cintaku di dalam rahim Nadine.

Perasaan nikmat menjalar di dalam tubuhku. Untuk beberapa saat aku masih mendekap tubuh Nadine karena belum mau melepaskan rasa nikmatku itu. Beberapa saat kemudian akupun bergulir terlentang disamping Nadine. Sambil memegang tangannya, akupun berkata, Enak banget punya lu, Nit. Untung lu bukan istri gue.

Kalau Istri gue, ntar gue jadi males kekDintor gara-gara nafsu terus ama lu. Hehehe, punya lu juga enak kok. Cuma sayangnya cepet amat! kata Nadine, Sepertinya barang lu itu lebih besar deh, dari punya Randy. Soalnya gue ngerasa agak mampet di vagina gue. Masa sih Ah, lu bisa-bisanya aja.

Emang sih, tadi cepet banget. Abis gue sudah nafsu banget pingin nyetubuhin elu. Lagian tadi kan, lu bilang nggak mau ML. Jadi, dari pada waktu gue sudah nafsu banget dan sudah masukin barang gue tiba-tiba lu tadi nolak, atau kabur Kan gue yang rugi. Mending gue nyetubuhin elu dengan cepat.

Yang penting nafsu gue tersalurkan. kalau mau yang lama ntar aja kita coba lagi, yah. Hahaha, emang dasar lu! Emang lu nggak capek kata Nadine sambil tertawa renyah, saking gemasnya membuat aku langsung melumat bibirnya yang seksi itu. Lama aku melumatnya, yang kemudian aku bangun meninggalkanya untuk pergi membersihkan penisku di kamar mandi.

Di kamar mandi aku membersihkan sisa-sisa cairan cintaku yang masih melekat dengan air hangat shower. Tidak lama setelah aku masuk ke dalam kamar mandi, Nadine ikutan masuk, untuk membersihkan cairan cintaku yang keluar dari vaginanya.

Sambil mengangkat kaki kanannya ke atas closet dan menghadap ke cermin besar, Nadine membersihkan vaginanya dengan tisyu WC. Sementara aku yang sedang mengeringkan penisku dengan handuk, terus memperhatikan kaki jenjang yang indah itu dan aktifitas Nadine.

Kakinya yang putih bersih nan indah itu, terlihat apik sekali kalau dilihat dari belakang yang tiba-tiba membuat libidoku naik. Rupanya Nadine juga memperhatikan aku melalui pantulan cermin di depannya (shower berada di depan cermin). Dia tersenyum melihat aku tidak berkedip melihat dirinya. Senyumannya itu lho, aduh. Nit, jangan senyum-senyum gitu, napa kataku dengan gemas.

Lhaa, emang kenapa Kan lu juga ngeliatin gue terus, kan kata Nadine. Aku menghampiri Nadine yang masih sibuk membersihkan cairan yang merembes di paha sisi dalam. Kok, di bersihin, Dinkatanya mau di jadiin Cuma yang di luar aja, kok. Lagian nggak enak kalau buat jalan, ada sperma di paha gue. Sambil Nadine bicara, aku mencium lehernya yang putih itu, sambil memeluknya dari belakang. Ihh, geli doonk! protes Nadine, karena membuat tidak leluasa membersihkan pahanya.

Aku nggak peduli, sambil jongkok malah terus menciumi kakinya yang terangkat itu sambil tangan kiriku mengelus sekujur kakinya yang berpijak di lantai, kemudian sedikit demi sedikit terus ke atas, sampai kemudian aku menciumi lehernya kembali.

Dalam posisi berdiri dan setengah memeluk dari belakang, aku terus menerus menciumi Nadine yang sudah mulai terpejam dan menikmati sentuhanku itu. Kemudian tangan kananku menuju selangkangannya dan bermain-main dengan lembut pada bulu-bulu halus dan sekitar vaginanya.

Sementara tangan kiriku menyusup ke dalam kausnya mencari daging-daging kenyal yang tertutup bra. Sedikit demi sedikit Nadine terpengaruh dengan aksiku itu. Tanpa membuang waktu lagi aku menyodorkan penisku yang sudah setengah online ke vaginanya.

Perlahan tangan kananku itu membimbing penisku ke vagina Nadine dari belakang, sementara Nadine memberi peluang dengan meninggikan pantatnya dan tanganya bertumpu dengan sikunya pada pinggir wastafel. Rasa nikmat dan hangat menjalar pada kami berdua saat penisku masuk ke dalam vagina Nadine.

Kemudian aku menyodoknya perlahan sekali untuk memberi nuansa yang lebih nikmat dan sensual, sementara aku memeluknya dari belakang dan memeras lembut payudaranya, sambil terus mengecup tengkuknya dan lehernya. Perlakuanku tersebut membuat kami benar-benar menikmati persetubuhan kami itu. Sambil terpejam dan sekali-kali mengigit bibirnya, dari mulut Nadine mengeluarkan suara desahan lembut.

Aku menyetubuhinya berdiri dari belakang sambil memperhatikan Nadine dari kaca, melihat gocangan payudaranya, desahannya, dan ekspresi mukanya yang sensual, menambah gairahku saat itu. Di menit yang kesekian, Nadine menurunkan kakinya dari atas closet dan masih bertumpu di depan cermin, dia menunggingkan pantatnya ke belakang yang membuat aku dapat menikmati bongkahan pantat yang indah.

Sambil sekali-sekali meremas pantatnya itu, aku menyodoknya terus menerus yang diimbangi oleh Nadine dengan goyangan pada pantatnya dan menekan ke pangkal penisku. Menit demi menit berjalan dengan nikmat.

Kami masih bertahan dengan posisi yang sama. Sampai aku merasakan denyutan halus di dalam vagina Nadine yang makin terasa. Sambil menyusupkan tanganku di balik kausnya, yang membuat Nadine dalam posisi nungging menyondongkan badannya ke belakang membuat aku dapat meremas payudaranya dengan mudah.

Ssshh, uuhh.. Hmm.. Ssh, gue mau sampai, To.. Tahan sebentar yah Nit, gue juga.. Uhh, nikmat banget, tahan sebentar.. Aku merasakan denyutan di vaginanya kian terasa, yang kemudian Nadine mulai mengejang. Akupun yang sudah sampai puncaknya, dengan rapat memeluknya dari belakang serta memberi sodokan-sodokan terakhir penisku dengan keras. Kamipun bergetar hebat, menikmati persetubuhan kami itu dengan klimaks bersama.

Sementara cairan cintaku yang aku tumpahkan di dalam vagina Nadine terasa hangat bercampur dengan cairan cintanya. Nikmatnya persetubuhan kami itu dirasakan oleh kami berdua, terbukti dengan bulu halus pada tengkuk Nadine terlihat berdiri, yang kemudian aku kecup dengan lembut. Nadine berbalik diperperlakukan seperti itu, kemudian mengecup lembut bibirku, yang aku jawab dengan kecupan-kecupan lembut pula dibibirnya yang seksi.

Entah kenapa, aku merasa senang sekali memperlakukan Nadine seperti itu. Sentuhan, kecupan yang lembut, aroma tubuh dan hembusan nafas serta dekapan kami berdua menambah mesra suasana romantis saat itu.

Sementara suara TV di ruang tidur mengumandangkan lagu Cinta Kita dari Titi Dj, Aku tetap bertahan.. walau badai datang menerjang.. Menjaga cinta, kita, slalu bersama.. Sungguh cinta kita tiada.. Duanya... Kecupan demi kecupan, belaian demi belaian kami lakukan. Hembusan nafas yang memburu menambah gairah kami, yang sebelumnya telah melakukan persetubuhan dengan kenikmatan sensual dan romantis.

Sambil berpagutan, aku mendorong Nadine perlahan-lahan ke tempat tidur. Dalam posisi duduk di tepi tempat tidur, aku pangku Nadine tanpa melepaskan pagutan kami berdua, yang menambah panas suasana di ruangan itu. Nadinepun dengan bergairah melepaskan pakaianku yang masih tersisa, sementara akupun tidak tinggal diam.

Kaus Nadinepun aku buka, dan terpampanglah buah dada yang kenyal itu, sedikit terbungkus dengan bra. Aku langsung menciumi buah dada Nadine sambil membuka ikatan dari depan. Setelah terbuka, aku pelintir putingnya dan aku sedot puting satunya.

Dicium, menjilati, dan aku remas dengan lembut buah dada Nadine yang indah itu dengan penuh kasih sayang. Desahanan Nadine menjadi-jadi, setelah ia memasukkan penisku ke dalam vaginanya sendiri perlahan-lahan sekali.

Sambil memeluk Nadine, aku menciumi seluruh area dadanya, tanpa kecuali bahu dan ketiaknya, Sementara Nadine perlahan tapi pasti menaik-turunkan tubuhnya dengan sekali-sekali memutar pantatnya dengan halusnya tatkala penisku tertancap jauh di dalam vaginanya.

Menit demi menit, suasana romantis tersebut bertambah nikmat dengan perlakuan kami berdua, yang memberi belaian, kecupan, rangsangan dengan rasa cinta, romantis dan penuh kasih sayang. Goyangan Nadine pun menjadi-jadi, dengan meningkatnya gairah kami berdua.

Tatkala gerakan Nadine bertambah cepat, akupun mendekapnya dengan erat sambil memberikan sodokan-sodokan ke atas, sampai jeritan panjang Nadine yang merasakan ejakulasi setelah mendapat orgasmenya tersebut.
Tanpa melepaskan pelukan, aku mengejang untuk beberapa saat dan menikmati persetubuhan kami yang nikmati dan kemudian memberikan kecupan sayang kepada Nadine yang telah memberikan kenikmatan dalam persetubuhan.

Sambil memeluk Nadine, Aku ambuk ke belakang. Aku membelai rambutnya, mengecup kening dan bibir Nadine yang terlihat sangat letih tapi terlihat cantik, walaupun terihat rambut seluruh mukanya dan tubuhnya basah bermandikan keringat. Lu keliatan capek, Nit. Istirahat dulu aja, kataku. Nggak ah, gue emang capek, tapi seneng banget ngelayanin lu. Abis enak banget! kata Nadine kemudian.

Enak barang gue, atau lu emang doyan sex Dua-duanya sih.. Hahaha, tapi sentuhan lu itu lho, bikin gairah gue berkobar! Touch of Art.. Aku tertawa mendengar kelakar Nadine tersebut. Kemudian aku bangkit menuju kamar mandi untuk buang air kecil dan membersihkan sisa cairan cinta kami berdua, sementara Nadine Nadine bergerak ke arah bantal besar diatas tempat tidur. Di kamar mandi aku menyempatkan untuk menghisap sebatang rokok kesukaanku.

Sambil menghisap aku memandang cermin di depanku, Bermimpikah aku ini batinku. Aku cubit-cubit mukaku, perih. Berarti aku nggak mimpi. Aku menyetubuhi Nadine Wah.. Sambil menghisap rokokku, aku tersenyum bangga sekali, karena bisa tidur dengan Nadine.

Setelah hisapan terakhir rokokku, aku berkumur dengan pengharum mulut dan kembali ke ruang tidur. Di atas tempat tidur, ternyata Nadine sudah tertidur lelap. Dengan posisi setengah tengkurap (miring) ke kiri, satu kaki tertekuk ke depan, dan kaki satunya lurus sejajar dengan tubuhnya.

Pemandangan erotis yang aku lihat, pantatnya yang bulat, dengan posisi seperti ini membuat libidoku naik dengan cepat. Perlahan-lahan aku merangkak menghampiri Nadine. Dalam posisi yang sama, vagina Nadine aku masukkan dengan penisku yang sudah setengah tegang, bless.

Sedikit-demi sedikit aku masukkan dengan bantuan tangan kananku, sementara tangan kiriku membelai bongkahan pantatnya. Setelah penisku masuk hampir semua, aku maju-mundurkan perlahan-lahan, sementara kedua tanganku bergerilya ke suluruh kaki dan pantatnya.

Sodokan-sodokan halus yang aku lakukan ternyata tetap membuat Nadine tersadar dari tidurnya, yang kemudian menoleh ke arahku. Auhh.. uhh, To.. Belai aku dong.. Nikmat juga nih! Geli.. kata Nadine kemudian. Sodokanku kemudian lebih cepat dan berirama sambil mengusap sekujur tubuh serta meremas halus buah dadanya.

Setelah puas, aku menyuruh Nadine untuk tengkurap, dengan pantat ditinggikan. Dalam posisi tersebut, aku setubuhi Nadine dari atas yang mengerang dan mendesah erotis sekali. Bongkahan pantat Nadinepun tak luput dari remasan tanganku. Setelah aku bergerilya di seluruh tubuhnya, buah dadanya yang terhimpit dengan kasur tidak luput juga dari remasan tanganku.

Sodokan demi sodokan aku berikan serta keringat kami yang membanjir, menghasilkan citra rasa dan gairah pada kami berdua. Erangan, desahan kami berdua serta sentuhan-sentuhan kami membuat gelora birahi kami memuncak. Sampai pada puncak gairah kami itu, aku menyuruh Nadine untuk terlentang.
Dengan gaya konvensional tersebut, aku setubuhi Nadine sambil memeluk erat tubuhnya untuk mengakhiri sesi ini. Dekapan
www.inipoker.com
POKER CEME DOMINO CAPSA SUSUN
Selamat Datang Di inipoker
"1 User Id For All Game"
Kami inipoker Menyediakan Permainan:
- POKER  - DOMINO 
- CEME   - CAPSA SUSUN
BCA : ONLINE
BNI : ONLINE
BRI : ONLINE
Mandiri : ONLINE
Danamon : ONLINE
Silahkan bagi anda yang ingin deposit di www.inipoker.com
Dapatkan Bonus refferal , Dengan mengajak teman-teman anda bermain di tempat kami , dan raih bonus sebanyak banyak nya ! Untuk lebih lengkap nya silahkan ke Livechat kami di www.inipoker.com
Daftarkan diri anda sekarang juga , KLIK DISINI --> http://www.inipoker.com/?ref=MASUKAJA
CONTACT US
Pin BB : 2B4FA930
YM : cs.inipoker@yahoo.com
Tlp : (+855)11241775
Facebook : inipoker
WeChat : INIPOKER
‪#‎judionline‬ ‪#‎gameonline‬ ‪#‎judipoker‬ ‪#‎judidomino‬ ‪#‎onlinebetting‬ ‪#‎agenterpercaya‬ ‪#‎oot‬ ‪#‎beritaunik‬ ‪#‎youtube‬ ‪#‎twitter‬ ‪#‎gameandroid‬ ‪#‎bonus‬ ‪#‎LDP‬ ‪#‎tranding‬ ‪#‎agenpokeronlineterpercaya‬ ‪#‎agenjudionlineterpercaya‬ ‪#‎meme‬ ‪#‎bokep‬ ‪#‎jandaingindimadu‬ ‪#‎ceritaseks‬ ‪#‎ceritahot‬ ‪#‎ceritapanas‬ ‪#‎tantegirang‬ ‪#‎ceweigo‬ ‪#‎berondong‬ ‪#‎cabecabean‬ ‪#‎cewebugil‬ ‪#‎hobinenen‬ ‪#‎jablay‬ ‪#‎perawanseksi

INIPOKER:Cerita Seks Ngentot Wanita Chinese Seksi

By : Unknown
Cerita Seks Ngentot Wanita Chinese Seksi

Cerita Seks Ngentot Wanita Chinese Seksi
 Aku ingin berbagi pengalamanku untuk kedua kalinya yang pertama Cerita SPG Plus Plus dan kejadian ini aku ulang unutk keduanya kalinya, dimana statusku yang menjadi perantauan dan mengadu masa depanku di kota Surabaya ini, pergaulanku bisa terbilang bebas karena sebab aku jauh orang tua dan tidak terkontrol akan diriku sendiri.

Saat aku sedang suntuk di kos kosan aku ingin keluar dan mencari suasan baru, saat itu cuaca sungguh mendukung dimana udaranya yang sejuk dan sedang mendung, aku berkeliling enggunakan angkutan umum kali ini aku jalan jalan di sebuah Mall besar di kota tersebut, banyak sekali wanita wanita cantik apalagi hari ini hari Jumat banyak wanita wanita yang sedang jalan jalan.

Mataku liar melirik-lirik wanita putih mulus dan trendy. Entah kenapa sejak dulu aku terobsesi dengan wanita Chinese yang menurut pandanganku adalah tipikal sempurna dalam banyak hal. Di lantai paling atas, mataku tertuju kepada seorang gadis cantik dan seksi, sedang makan sendirian, tak ada teman.

Dengan teknik yang biasa kulakukan, kudekati dia. Kami berkenalan sejenak dan dia menawariku ikut makan. Aku bilang aku sudah kenyang. Dia bernama Nina Kami seumuran atau paling tidak dia lebih tua dua tahun dariku. Setelah ngobrol agak lama, dengan mengeluarkan jurus empuk tentunya, dia mengajakku pulang bersama, karena aku mengaku akan menunggu angkutan sampai hujan reda.

Akhirnya, aku pun setuju, dan segera berangkat bersamanya. Di dalam mobil, aku tak bisa tenang karena ketika menyetir, aku bisa melihat dadanya yang montok dan paha mulusnya bergerak gesit menguasai kemudi.

Tapi dia tidak menyadari itu, karena aku tahu dia tidak akan suka. Hal itu kusadari dari pembicaraan sebelumnya. Dia kelihatannya wanita baik-baik. Tapi konsentrasiku sangat terganggu apalagi jalanan di kota Surabaya yang tidak rata membuat dada indah yang bersembunyi di balik bajunya bergoyang-goyang. Ditambah lagi harum tubuhnya yang sangat merangsang. Akhirnya timbul pikiran jahat di otakku.

Aku pindah ke belakang ya.. kataku.
Kenapa?
Aku ngantuk, mau tiduran, nanti turunkan aku di jalan Kertajaya, kataku berpura-pura.
Saat itu sejuta rencana jahat sudah merasuki otakku.
Ok, tapi kamu jangan terlalu pulas ya.. nanti ngebanguninnya susah, katanya polos.

Di kala otakku sudah kesetanan, tiba-tiba
Jangan berisik atau pisau ini akan merobek lehermu, ancamku seraya menempelkan pisau lipat yang biasa kubawa. Itu sudah menjadi kebiasaanku sejak di Medan dulu.
Don apa-apaan nihh..? teriaknya gugup, karena terkejut.
Aku peringatkan, diam, jangan macam-macam! bentakku sambil menekan permukaan pisau lebih kuat.

Aku sudah kehilangan keseimbangan karena nafsu.
Jalankan mobilnya dengan wajar, bawa ke daerah Petemon cepat..!
Ehh.. iiya.. iyahh jawabnya dengan sangat ketakutan.
Tas yang tadi diletakkan di jok belakang segera kubuka. Seluruh uang dan kartu kreditnya langsung berpindah ke kantongku.

Bawa ke Pinang Inn cepat! bentakku lagi.
Kali ini aku sudah pindah ke jok depan, dan pisau kutempelkan di pinggangnya. Sepanjang perjalanan wajahnya pucat dan sesekali memandangiku, seolah minta dikasihani.

Jangan mencoba membuat gerakan macam-macam atau kamu kulempar ke jalan mengerti? ancamku lagi sambil berganti posisi.

Aku mengambil alih kemudi. Entahlah, saat itu aku merasa bukan diriku lagi. Mungkin iblis sedang menari-nari di otakku. Dia hanya membisu, dengan tubuh gemetar menahan rasa takut. Tiba-tiba HP-nya berbunyi, kurebut HP itu dan kuhempaskan di jalan sampai pecah.

Ingat jangan bertindak aneh-aneh kalau masih ingin hidup pesanku sesampainya di parkiran Pinang Inn.

Mobil langsung masuk garasi, dan aku menghubungi Front Officer. Kubayar, lalu kembali ke garasi.
Keluar!

Dengan wajar kugandeng dia masuk kamar. Kukunci dan kusuruh dia telentang di kasur yang empuk. Kunyalakan TV channel yang memutar film-film biru. Pinang Inn memang disediakan untuk bermesum ria.

Dia kelihatan semakin ketakutan, ketika melihatku langsung membuka baju dan celana. Dengan hanya menggunakan CD, kurebahkan tubuhku di sampingnya dengan posisi menyamping. Pisau itu kugesek-gesek di sekitar dadanya.

Agar proses ini tidak menyakitkan, kamu jangan bertingkah.. atau besok mayatmu sudah ditemukan di laut sana paham? Don.. ke.. ke napaa.. jadi be.. gii.. ni? Apa.. salahku? dengan ketakutan dia berusaha membuatku luluh.

Salahmu adalah kamu memamerkan tubuhmu di hadapan singa lapar Segera, seluruh bajunya kusobek dengan pisauku yang tajam. Mulai dari bagian luar sampai dalamnya. Kini dia telanjang bulat di antara serpihan pakaian mahal yang kusayat-sayat.

Dia menagis, mata sipitnya bertambah sipit karena berusaha menahan air mata yang mulai mengalir deras ditingkahi isaknya yang sesenggukan. Sejenak aku tertegun menyaksikan keindahan yang terpampang di hadapanku.

Dada putih mulus yang montok, tubuh langsing, dan ups liang kemaluannya yang merah muda bersembunyi malu-malu di antara paha yang dirapatkannya. Kubuka pahanya. Jangann Don kumohon jangan pintanya memelas. Aku sudah tidak peduli.

Hei Nin bisa diam nggak? Mau mati? Hah? ancamku sambil menampar pipinya. Wajahnya sampai terlempar karena aku menamparnya cukup keras. Silakan menjerit ini ruangan kedap suara ayo menjeritlah, ejekku kesenangan.

Segera kulebarkan pahanya, kuelus permukaan kemaluannya dengan lembut dan berirama. Sesekali dia menatapku. Ada juga desah aneh di bibirnya yang tipis. Aku terus mengelus kemaluan itu, sambil dua jariku yang menganggur mempermainkan puting susunya bergantian.

Dia hanya bisa mendesah dan menangis. Kudekatkan wajahku ke sela paha mulusnya. Dengan perasaan, kukuak liang kemaluannya, indah sekali. Seumur hidup, baru kali ini aku melihat kemaluan wanita seindah itu. Bentuknya agak membukit mungil, ditumbuhi bulu yang halus dan lemas. Bibir kemaluannya kupegang, kemudian lidahku kujulurkan memasuki lubang yang nikmat itu. Kujilati dengan perlahan, mengitari seluruh permukaannya.

Shhh Don Donhh.. jangaaann sshh Nina sampai terduduk.

Ada sesuatu yang lucu. Dalam situasi itu sempat-sempatnya dia menggoyang pinggulnya mendesak mulutku, dan menjambak rambutku sesekali. Dalam hati aku tertawa, Dasar wanita munafik.
Ayo Nin ayo kataku pelan mengharap cairan itu segera keluar membasahi kemaluan indahnya. Saat itu kesadaranku perlahan hadir. Perlakuanku kubuat selembut mungkin, namun tetap tegas agar Nina tidak bertindak ceroboh.

Kali ini lidahku mengait-ngait klitorisnya beraturan namun dengan arah lidah acak. Dia makin bergetar. Goyangan pinggulnya terasa sekali. Lho diperkosa kok malah enjoy ayo.. nangis lagi mana? olokku.

Don jangannhh.. janganh balasnya malu-malu, berusaha menggeser kepalaku dari selangkangannya. Tapi setelah kepalaku digerakkan ke samping, malah ditariknya lagi hingga mulutku langsung terjatuh di bibir kemaluannya. Aku pun paham, dia ingin menunjukkan ketidaksudiannya, namun di lain pihak, dia sangat menginginkan sensasi itu.

Nih.. aku kasih bonus.. silakan menikmati kataku sambil melanjutkan jilatanku.

Sementara tanganku yang kiri membelai payudaranya bergiliran secara adil. Kiri dan kanan. Sementara tangan kananku kuletakkan di bawah pantatnya. Pantat seksi itu kuremas sesekali.
Oghhh sshhh Nina menggelinjang menahan nafsu yang mulai merasuki dirinya. Sesaat dia lupa kalau sekarang dia dalam keadaan terjajah. Sshhh terrusshh.

Perlahan lahan, cairan yang kunanti keluar juga. Secara mantap, lendir bening itu mengalir membasahi liang kemaluannya yang semerbak.
Donnhhh Donhhh Dia berteriak di sela orgasmenya yang kuhadiahkan secara cuma-cuma.
Aduh.. Nin.. yang benar aja dong ringisku karena saat orgasme tadi, kukunya yang lentik melukai pundakku.

Maaf maaf Donhh

Aku berhenti sesaat untuk memberinya waktu istirahat. Aku berdiri di samping ranjang. Dia terkulai lemas. Pahanya dibiarkan terbuka. Kemaluan genit itu sudah mengundang batang kemaluanku untuk beraksi. Namun aku berusaha menahan, agar pemerkosaan ini tidak terlalu menyakitkan. Kami berpandangan sejenak. Dia sudah tidak melakukan perlawanan apa-apa, pasrah.

Don aku tahu kamu sebenarnya baik, jangan sakiti aku yah aku mau menemani kamu di sini, asal kamu tidak melukai aku pintanya sambil mengubah posisi telentangnya menjadi duduk melipat lututnya ke bawah pantat. Liang kemaluannya agak tersembunyi sekarang.
Kamu masih perawan nggak? tanyaku ketus.

Iyah.. masih.
Nah.. sayang sekali, kalau mulai besok kamu sudah menyandang gelar tidak perawan lagi
Ah dia tercekat.

Don semua uang tadi boleh kamu ambil.. tapi mohon jangan yang kamu sebut barusan empat hari lagi aku menikah Don kumohon Don.

Ah daripada cowok lain yang merasakan nikmatnya darah segar kamu, mending aku curi sekarang kataku cepat sambil mendekatinya lagi.

Don jangan kumohon.
Diam!
Ingat pisau ini sewaktu-waktu bisa mengeluarkan isi perutmu ancamku.
Nina terkejut sekali, karena menyangka aku sudah berbaik hati. Padahal aku juga tidak sungguh-sungguh marah padanya. Mungkin karena aku yang sudah terbiasa berteriak-teriak membuatnya ketakutan.

Sekarang giliranmu, kukeluarkan batang kemaluanku yang sudah agak terkulai.
Kupikir aku nggak perlu menjelaskan lagi cara membangunkan preman yang satu ini kataku sambil mengarahkan kepalanya berhadapan dengan batang kemalauanku yang lumayan besar.

Sejenak dipandanginya diriku. Tanpa berkata apa-apa dia memegang batang kemaluanku dan mengocoknya perlahan. Dikocoknya terus sampai perlahan, si batang andalanku naik.
Cuma itu? tanyaku lagi.

Dibuka mulutnya dengan ragu-ragu, kebetulan sekali adegan di TV channel juga sedang memperagakan hal yang sama. Aku sebenarnya ingin tertawa. Tapi kutahan, karena gengsi kalau dia tahu. Dikulumnya batang kemaluanku. Aku berdiri di atas ranjang. Dia berjongkok dan mulai menggerakkan kepalanya maju mundur.

Ahhh aku mengerang merasa nikmat sekali.

Kulihat matanya sesekali melirik TV. Biar saja, pikirku dalam hati. Toh ini demi keuntunganku. Dijilatinya kepala kemaluanku. Tapi dia tidak berani menatap wajahku.

Auhhgghh.....
Jangan dilepas seruku tertahan.
Aku jongkok dengan mengarahkan kepala ke sela pahanya. Aku telentang di bawah. Posisi kami sekarang 69. Sewaktu berputar tadi dia menggigit kemaluanku agar tidak lepas dari mulutnya. Lucu memang. Dengan bibir kemaluan tepat di atas wajah, kujilati dengan mantap.

Kali ini gerakan lidahku liar mengitari permukaan kemaluannya. Sesekali kusedot bukit kecil itu sambil memasukkan hidungku yang kebetulan mancung ke lubang senggamanya.

Oghhh Ahhh Kami berseru bersahutan. Kubalikkan tubuhnya. Sekarang dia ada di bawah, namun tetap 69. Kali ini aku lebih leluasa menjilati kemaluannya.

Augghhh Donhh enakkhh terusshh pintanya.

Lalu kembali menyantap batang kemaluanku dengan garang. Sesekali aku merasakan gigitan kecil di sekitar kepala kemaluan. Pintar juga dia, pikirku dalam hati.

Lidahku kujulurkan masuk ke lubang sempit itu dan menari di dalamnya. Pantatku kugoyang naik-turun agar sensasi batang kemaluan yang berada di kulumannya bertambah asyik. Sambil menjilat liang kemaluan itu, jari-jariku mempermainkan bibir kemaluannya. Ougghh Don enakkhh.. Donnhh.. ahhhh Donnhh serunya dibarengi aliran hangat yang langsung membanjiri lembah merah muda itu. Sekarang waktunya Nin.

Aku mengambil posisi duduk di antara belahan kedua kakinya. Dia masih telentang. Kugesek lagi kepala kemaluanku yang sudah mengeras sempurna beradu dengan klitorisnya yang menegang. Dia setengah duduk dengan menahan tubuhnya pakai siku tangan, dan ikut menyaksikan beradunya batang kemaluanku dengan klitorisnya yang sudah menjadi genit. Batang kemaluanku itu kuarahkan ke liang kemaluannya.

Jangann kumohon Donh jangan.. serunya tertatih sambil mencengkeram batang kemaluanku.
Aku bersedia memuaskan nafsumu, dengan cara apa saja, asal jangan mengorbankan pusakaku.
Oh ya? Kalau dari anus mau nggak? tantangku.

Tapi sebenarnya aku tidak lagi perduli karena kemaluanku sudah minta dihantamkan melesak lubang kemaluannya.

Yah.. terserah kamu Don..

Nggak.. mau aku cuma mau yang ini, ini lebih enak.. teriakku sambil menunjuk liang kemaluannya.
Nih.. pegang.. masukin. Dengan ragu dipegangnya batang kemaluanku.
Don apa tidak ada cara lain?

Cara lain? Ada-ada saja kamu Hei kamu jangan bertingkah lagi ya jangan sampai kesabaranku hilang. Kamu beri satu milyar pun sekarang aku nggak bakalan mau melepaskan punya kamu itu sekarang. Aku sudah nggak tahan paham paham? paham..? bentakku dengan nada suara lebih meninggi. Pisau yang tadi kusembunyikan di bawah kasur kuacungkan dan kutekan kuat di dadanya.

Donn sakitt.. jangann rintihnya ketika pisau tadi melukai dada putihnya. Aku terkesiap. Namun tak peduli.

Ayo.. dimasukin kali ini pisau kutekan lagi.
Darah segar mengalir perlahan dari luka yang kuperbesar, walau tidak begitu parah.

Dengan berat disertai ketakutan, dipegangnya kemaluanku. Diarahkannya ke liang kemaluannya.
Sulit sakitt.. Don.. ampunn.. Don..

Pegang ini, kataku tidak sadar karena memberikan pisau itu ke tangannya. Dia juga tidak menyadari kalau sedang memegang pisau. Lucu sekali. Aku hanya bisa tersenyum kalau mengingat masa itu. Aku menunduk dan menjilati kemaluannya.

Dia melihatku menjilati barangnya. Sesekali kami bertatapan. Entah apa artinya. Yang pasti aku merasa sudah memiliki mata sipit yang menggemaskan itu. Digerakkannya pinggul besarnya seirama jilatanku. Kuremas juga susunya yang segar merekah.

Augghhh Ahhh jilatanku kupercepat. Cairannya mengalir lagi walau tidak sebanyak yang tadi. Aku kembali duduk menghadap selangkangannya. Tiba-tiba aku sadar kalau sebilah pisau ada di tangannya. Segera kuambil dan kulempar ke lantai. Dia juga baru sadar setelah aku mengambil pisau itu. Namun sepertinya dia memang sudah takluk.

Nin.. ludahin ke bawah.. yang banyak kataku sambil menunjuk kemaluannya. Kami sama-sama meludah. Kuoleskan liur yang menetes itu ke batang kemaluanku, juga ke kemaluannya. Sesekali dia juga ikut mengusap batang kemaluanku dengan air ludah yang dikeluarkannya lagi di telapak tangannya. Aku memandanginya dengan sayang. Dia juga seolah mengerti arti tatapanku itu. Aku segera mengecup bibirnya. Dia membalas. Kami berpagutan sesaat. Kurasakan batang kemaluanku bersentuhan dengan perutnya.

Ayo dicoba lagi..

Kali ini dipegangnya kepala kemaluanku. Ah Shhh

Dan.., Oogghhh aaahhh Shh

Kepala kemaluanku masuk perlahan. Sempit sekali lubang itu. Kusodok lagi perlahan. Dia hanya bisa menggigit bibir dan mencengkeram tanganku. Sesekali nafasnya kelihatan sesak. Namun ada juga desah liar terdengar lirih.

Donnhh aku benci.. kaaamu

Kusodok terus, sampai akhirnya semua batang kemaluanku terbenam di liang kewanitaannya. Aku tahu itu sakit. Namun mau bilang apa, nafsuku sudah di ujung tanduk.
Brengsek Donhh.. baajingann.. kamu.. shhh oghh,

Aku tak peduli lagi umpatannya. Yang kurasakan hanya nikmat persenggamaan yang benar-benar beda. Shhh.. shhh Donhh Donhh

Kupeluk dia erat-erat. Goyanganku makin liar. Aku hanya bisa mendengar dia mengumpat. Sesekali kupandangi wajahnya di sela nafasku yang ngos-ngosan. Beragam ekspresi ada di sana. Ada kesakitan, ada dendam, tapi ada juga makna sayang, dan gairah yang hangat.

Kulihat titik-titik darah mulai mendesak lubang sempit yang tercipta antara batang kemaluan dan liang kewanitaannya. Seketika tagisnya meledak. Donhh bajingann.. kamuu jahatt.. kamu Don.. ahhh.. uhh dia memukul dadaku keras sekali.

Tangisnya makin menjadi. Aku iba juga. Kutarik kemaluanku dari liang kemaluannya. Darah segar mengalir memenuhi lubang yang memerah padam dan lecet. Kemaluanku kukocok sekuat tenaga ketika spermaku muncrat. Ahhh ahh Air maniku memancar keras membasahi dada dan sebagian wajahnya. Dia menangis sesenggukan.

Nikmatnya memek perawan kamu Nin kataku tersenyum senang.

Aku langsung menjilati darah segar yang sudah membasahi pahanya. Segera kugendong dia menuju kamar mandi. Di bibir bak, kududukkan dia. Kuambil kertas toilet dan membasuhnya dengan air. Kuusap darah yang ada di sekitar kemaluannya dengan lembut. Darah di dadanya yang sudah mengering juga kulap dengan hati-hati.

Kamu puas sekarang bukan begitu Don? ejeknya di sela tangisnya.

Aku terdiam. Aku merasa menyesal. Tapi mau bilang apa. Nasi sudah menjadi bubur. Kubersihkan semua darah itu sampai tidak berbekas. Kujilati lagi kemaluannya dengan lembut. Aku tahu, yang ini pasti tidak bisa ditolaknya. Benar, dia mulai bergetar.

Dipegangnya tanganku dan diremasnya jariku. Tissue yang kupegang dibuangnya, malah jemariku dituntunnya ke sepasang dada montok miliknya. Ahhh shhh sekalian ajaa.. Don.. hamili.. aku.. biar kamu.. lebih puass katanya sambil mengangis lagi.

Aku sungguh tak mengerti. Terus terang di sana aku seperti orang bodoh. Tapi dengan santai kujilati terus kemaluannya. Diraihnya batang kemaluanku dan dikocok-kocoknya perlahan. Kemaluanku sudah terkulai.

Lama dia mencengkeram kemaluanku sampai akhirnya bangkit. Nafsuku kembali membara. Kugendong lagi dia, dan jatuh bersama di ranjang empuk. Kami berpelukan dan berciuman lama sekali.

Kumasukkan lidahku ke dalam mulutnya, dan menjilati rongga mulutnya. Entah berapa kali kami saling bertukaran air liur. Bagiku, air ludahnya nikmat sekali melebihi minuman ringan apapun. Ketika aku berada di bawah, aku juga menelan semua liurnya tatkala dia meludahi mulutku. Terserahlah, apakah dia marah atau bagaimana. Sepanjang dia merasa bebas, aku melayaninya. Hitung-hitung balas budi. Hehehe

Aku bergerak ke bawah, menjilati tiap inci sel kulitnya. Lehernya bahkan kuberi tanda cupangan banyak sekali, walau aku tahu empat hari lagi dia akan menikah. Peduli setan.
Ahh.. Don hhhsshh.. yanghh.. itu.. nikhhmatt, serunya tertahan ketika putingnya kusedot dan kujilati dengan bernafsu.

Tanganku merayap ke bawah dan membelai lubang kemaluannya yang masih basah. Aku terus merangkak turun, menjilati perutnya dan mengelus pahanya dengan nakal. Sesampainya di sela paha kubuka lagi kedua kakinya, terkuaklah liang kemaluan yang kumakan tadi. Kali ini bentuknya sudah berbeda. Lubangnya agak menganga seperti luka lecet, namun tidak berdarah. Segera kujilati lagi untuk kesekian kalinya. Donn.. enakhh.. nikmathh

Jari telunjukku kumasukkan lembut ke lubang itu sambil menjilati kemaluannya sesekali. Aduhhh duh enaknyaa Don.. jangan berhenti, serunya sambil menggelinjang hebat. Pinggul itu bergerak liar mendesak mulutku. Kutindih dia dan kuarahkan batang kemaluanku. Uhhh ssshh, serunya sesak ketika batang kemaluanku kuhantamkan ke liang kenikmatan itu. Goyangan demi goyangan membuat erangannya semakin ganas. Tentu saja aku semakin beringas. Siapa tahan.

Donhhh bajiingann! untuk kesekian kalinya dia mengumpatku.

Entah apa maksudnya. Kali ini dia sangat menikmati permainan (setidaknya secara fisik, entahlah kalau perasaannya). Kepalanya terlempar ke sana ke mari dan nafasnya mendesah hebat.
Nin punyaahh.. kamuu assiikkh.. ahh, seruku ketika denyutan liang kemaluannya terasa sekali menekan batang kemaluanku. Kubalik dia, sehingga sekarang posisinya di atas.

Don.. aku.. akan.. bunuh kamuu.. suatu.. saat..

Silakan.. saajahh

Kami berdua berbicara tak karuan.

Oughhh aihhh.. sshh, teriaknya menggelinjang sambil mencabuti bulu-bulu dadaku. Aku merasa kesakitan. Tapi biarlah. Dia sepertinya sangat menyukai.

Donh kamu kamu dia tidak melanjutkan kata-katanya.

Tiba-tiba.., Donhhh Donhhh bajingan ah serunya keras sekali, sambil menggoyang pantatnya dengan cepat dan menari-nari seperti kilat. Bunyi becek di bawah sana menandakan dia kembali orgasme. Tapi goyangannya tidak surut.

Kucabut batang kemaluanku dan menyuruhnya membelakangiku sambil berpegangan pada sisi ranjang. Kuarahkan batang kemaluanku dari belakang dan, Oughhh oughhh oughhh oughhh tiap sodokanku ditanggapinya dengan seruan liar.

Kugenjot terus sambil meremasi kedua susunya yang ikut bergoyang. Lama kami pada posisi itu, tiba-tiba aku didorongnya dan dia berdiri di hadapanku. Aku ditamparnya keras dan memelukku erat. Ditariknya aku ke ranjang dan memegang kemaluanku. Ditindihnya aku, dia sendiri yang menghunjamkan kemaluanku ke liang kewanitaannya.

Rasakan nihhh bajingan shhhh, teriaknya sambil menari-nari di atasku. Aku tahu dia akan orgasme lagi.

Aduh..Nin.. pekikku tertahan ketika sekarang dia malah menggigit punggungku.

Don Don dia berseru kencang dan memeluk erat kepalaku di dadanya. Kupeluk juga dia dan mengangkatnya. Kami berdiri di lantai. Dengan posisi ini aku bisa menyodoknya dengan sangat keras. Kurapatkan ke dinding, dan kupompa sekuat tenaga.

Nin ahshhh

Donhhh

Aku mengeluarkan sperma di dalam kemaluannya. Dia memelukku erat sekali. Kami berdua ngos-ngosan. Kuangkat dia ke ranjang. Kami terkulai lemas. Kutarik kemaluanku yang melemah dengan pelan. Kutarik sprei itu karena sudah berisi noda darah dan bercak cairan yang beragam. Kami tergeletak berdampingan, tanpa pakaian.

Don kamu berhutang padaku, suatu saat aku pasti menagihnya.

Hutang apa? tanyaku.

Dia tidak menjawab. Dengan perlahan dia memejamkan mata dan tertidur. Kupandangi wajahnya yang cantik. Tampak lelah. Hmm beruntung sekali calon suaminya. Kuelus rambutnya yang lurus indah dengan lembut. Kuciumi keningnya dan kupeluk dia. Aku membenamkan wajahku di dadanya dan terlelap bersama.

Besoknya kami bangun bersamaan, masih berpelukan. Aku sadar, dia tidak punya pakaian lagi. Segera aku keluar dan pergi ke toko terdekat. Kubeli T-shirt dan celana pendek. Ketika kembali ke kamar, dia membisu dan tak mau menjawab pertanyaanku. Didiamkan begitu aku tak ambil pusing. Kupakaikan T-shirt dan celana pendek ke tubuhnya. Dia masih tetap membisu.

Ayo pulang ajakku. Dia melangkah lunglai. Kugandeng dia ke mobil, kududukkan di jok depan. Setelah isi kamar sudah kurapikan, aku langsung menyetir mobil. Sepanjang jalan dia hanya diam membisu.

Nin aku tahu apa yang kamu rasakan. Tapi, satu hal yang aku minta darimu jangan membenciku untuk apa yang kuperbuat. Bencilah kepadaku karena aku bukanlah calon suamimu, kataku agak kesal dengan sedikit berdiplomasi. Dia memandangku dengan gundah. Namun tetap membisu. Sampai di daerah rumahnya pun dia tetap diam.

Oke.. Nin aku tak tahu apa yang kamu inginkan. Jika ada yang ingin kamu utarakan, lakukanlah sekarang sebelum aku pergi. Dia hanya diam membisu. Dipandanginya aku agak lama. Karena tidak ada jawaban, kudekati dia dan kucium tangannya. Dia tidak bereaksi. Bye.. Nin.. Aku segera beranjak pergi.

Empat hari kemudian aku memang secara diam-diam mendatangi daerah rumahnya. Benar, dari informasi yang kudapat dia memang sedang melangsungkan resepsi pernikahan di sebuah Resto mewah di pusat kota.

Tapi aku tidak pergi melihatnya. Siapa tahu itu hanya akan jadi luka baru baginya. Pertemuanku terakhir dengannya terjadi di salah satu kafe di Surabaya. Saat group-ku manggung, aku melihatnya duduk di depan bersama seseorang (mungkin suaminya).

Lagu ini kupersembahkan buat seorang wanita paling indah yang pernah mewarnai perjalanan hidupku, aku pun segera menyanyikan tembang Mi Corazon dengan penghayatan yang dalam. Dia menikmatinya dengan tatapan syahdu ke arahku. Tentu saja tak seorang pun pernah tahu, bahwa sesuatu pernah terjadi di antara kami.

Sekarang setahun sudah lewat. Dia pernah juga meneleponku dan bilang kalau dia sedang hamil tujuh bulan. Ketika kutanya dimana dia saat itu, telepon segera ditutupnya. Well, ternyata aku pun sedang mengalami pemerkosaan darinya.
www.inipoker.com
POKER CEME DOMINO CAPSA SUSUN
Selamat Datang Di inipoker
"1 User Id For All Game"
Kami inipoker Menyediakan Permainan:
- POKER  - DOMINO 
- CEME   - CAPSA SUSUN
BCA : ONLINE
BNI : ONLINE
BRI : ONLINE
Mandiri : ONLINE
Danamon : ONLINE
Silahkan bagi anda yang ingin deposit di www.inipoker.com
Dapatkan Bonus refferal , Dengan mengajak teman-teman anda bermain di tempat kami , dan raih bonus sebanyak banyak nya ! Untuk lebih lengkap nya silahkan ke Livechat kami di www.inipoker.com
Daftarkan diri anda sekarang juga , KLIK DISINI --> http://www.inipoker.com/?ref=MASUKAJA
CONTACT US
Pin BB : 2B4FA930
YM : cs.inipoker@yahoo.com
Tlp : (+855)11241775
Facebook : inipoker
WeChat : INIPOKER
‪#‎judionline‬ ‪#‎gameonline‬ ‪#‎judipoker‬ ‪#‎judidomino‬ ‪#‎onlinebetting‬ ‪#‎agenterpercaya‬ ‪#‎oot‬ ‪#‎beritaunik‬ ‪#‎youtube‬ ‪#‎twitter‬ ‪#‎gameandroid‬ ‪#‎bonus‬ ‪#‎LDP‬ ‪#‎tranding‬ ‪#‎agenpokeronlineterpercaya‬ ‪#‎agenjudionlineterpercaya‬ ‪#‎meme‬ ‪#‎bokep‬ ‪#‎jandaingindimadu‬ ‪#‎ceritaseks‬ ‪#‎ceritahot‬ ‪#‎ceritapanas‬ ‪#‎tantegirang‬ ‪#‎ceweigo‬ ‪#‎berondong‬ ‪#‎cabecabean‬ ‪#‎cewebugil‬ ‪#‎hobinenen‬ ‪#‎jablay‬ ‪#‎perawanseksi

INIPOKER:Cerita Seks Ratu Bersenggama

By : Unknown
Cerita Seks Ratu Bersenggama
Image result for CEWEK SEK
 Aku akan menceritakan kisah hidupku sebagai PRT yang bersenggama dengan anak majikan, perkenalkan namaku Sriharyati tetapi sering di panggil dengan nama Sri aku berasal dari Solo aku sudah 3 kali menikah dan tidak pernha bisa hamil, semua mantan suamiku meninggalkanku padahal kulitku yang putih dan body sexsiku aku juga setia.

Aku bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di kota Gudeg Yogyakarta,majikanku seorang janda berusia 50 thn, Ibu Sumiati yang masih bekerja sebagaipegawai negeri di Gubernuran. Anaknya 3 orang.Yang pertama perempuan, Aryati28 thn, bekerja sebagai sekretaris, 2 bulan lagi menikah. Yang kedua jugaperempuan, Suryati 25 thn, bekerja sebagai guru. Yang ketiga laki-laki, satu-satunya laki-laki di rumah ini, tampan dan halus budi-pekertinya, Harianto 22thn, masih kuliah, kata Ibu Sum, Mas Har (demikian aku memanggilnya) tahun depan lulus jadi insinyur komputer.

Baca Juga Cerita Seru Lainnya : Pembantu Muda Yang Hot

Wah hebat, sudah guaaanteng, pinter pula... Paginya aku selalu bangun jm 4 pagi sebelum memluai bekerja aku mandi dengan air hangat, berpakaian rapi. Aku selalu memakai rok panjang hingga semata-kaki, bajuku berlengan panjang.

Aku tahu, Ibu Sum senang dengan caraberpakaianku, dia selalu memujiku bahwa aku sopan dan soleha, baik sikap yangsantun, maupun cara berpakaian. Meskipun begitu, pakaianku semuanya agak ketat,sehingga lekuk-lekuk tubuhku cukup terlihat dengan jelas.

Mas Har sering melirik ke arahku sambil terkagum-kagum melihat bentuk tubuhku,aku selalu membalasnya dengan kedipan mata dan goyangan lidah ke arahnya,sehingga membuat wajahnya yang lugu jadi pucat seketika.

Paling telat jam 7:15,mereka semua berangkat meninggalkan rumah, kecuali Mas Har sekitar jam 8:00.Aku tahu, Mas Har sangat ingin menghampiriku dan bercumbu denganku, tapi iaselalu nampak pasif, mungkin ia takut kalau ketahuan ibunya.

Padahal aku jugaingin sekali merasakan genjotan keperjakaannya. Pagi itu, mereka semua sudah pergi, tinggal Mas Har dan aku yang ada di rumah,Mas Har belum keluar dari kamar, menurut Ibu Sum sebelum berangkat tadi bahwa Mas Har sedang masuk angin, tak masuk kuliah.

Bahkan Ibu Sum minta tolongsupaya aku memijatnya, setelah aku selesai membersihkan rumah dan mencucipakaian.

"Baik, Bu!", begitu sahutku pada Ibu Sum. Ibu Sum sangat percayakepadaku, karena di hadapannya aku selalu nampak dewasa, dengan pakaian yangsangat sopan. Setelah pasti mereka sudah jauh meninggalkan rumah, aku segera masuk kamarku dan mengganti pakaianku dengan rok supermini dan kaus singletyang ketat dan sexy.

Kusemprotkan parfum di leher, belakang telinga, ketiak, pusardan pangkal pahaku dekat lubang vagina. Rambutku yang biasanya kusanggul,kuurai lepas memanjang hingga sepinggang. Kali ini, aku pasti bisa merenggutkeperjakaan Mas Har, pikirku.

"Mas Har. Mas Har!" panggilku menggoda, "tadi Ibu pesan supaya Mbak Sri memijati Mas Har, supaya Mas Har cepat sembuh.

Boleh saya masuk, Mas Har?" Pintu kamarnya langsung terbuka, dan nampak Mas Har terbelalak melihatpenampilanku,

"Aduh, kamu cantik sekali, Mbak Sri... Persis Desy Ratnasari... ck, ck, ck..."

"Ah, Mas Har, bisa saja, jadi mau dipijat?"

"Jadi, dong..." sekarang Mas Har mulai nampak tidak sok alim lagi,

"ayo, ayo...",ditariknya tanganku ke arah tempat tidurnya yang wangi...

"Kok Wangi, Mas Har?" Rupanya dia juga mempersiapkan tempat tidur percumbuan ini, dia juga sudah mandi dengan sabun wangi.

"Ya dong, kan ada Desy Ratnasari mau datang ke sini,".

Kami mulai mengobrol ngalor-ngidul, dia tanya berapa usiaku, dari mana akuberasal, sudah kawin atau belum, sudah punya anak atau belum, sampai kelasberapa aku sekolah.

Omongannya masih belum "to-the-point" , padahal aku sudahmemijatnya dengan sentuhan-sentuhan yang sangat merangsang.

Aku sudah taksabar ingin bercumbu dengannya, merasakan sodokan dan genjotannya, tapimaklum sang pejantan belum berpengalaman.

"Mas Har sudah pernah bercumbu dengan perempuan?", aku mulai mengarahkanpembicaraan kami, dia hanya menggeleng lugu.

"Mau Mbak Sri ajari?", wajahnya merah padam dan segera berubah pucat. Kubukakaus singletku dan mulai kudekatkan bibirku di depan bibirnya, dia langsungmemagut bibirku, kami bergulingan di atas tempat tidurnya yang empuk dan wangi,kukuatkan pagutanku dan menggigit kecil bibirnya yang merah delima, dia makinmenggebu, batang kontolnya mengeras seperti kayu... Wow! dia melepas beha-ku, dan mengisap puting susuku yang kiri, dan meremas-remas puting susuku yang kanan.

"Aaah.. sssshhhh, Mas Har, yang lembut doooong..." desahku makin membuatnafasnya menderu...

"Mbak Sri, aku cinta kamu...." suaranya agak bergetar..

"Jangan, Mas Har, saya cuma seorang Pembantu, nanti Ibu marah," kubisikkandesahanku lagi....

Kulucuti seluruh pakaian Mas Har, kaos oblong dan celana pendeknya sekaligus celana dalamnya, langsung kupagut kontolnya yang sudahmenjulang bagai tugu monas, kuhisap-hisap dan kumaju-mundurkan mulutkudengan lembut dan terkadang cepat.

"Aduuuh, enaaaak, Mbak Sri...." jeritnya..

Aku tahu air-mani akan segera keluar, karena itu segera kulepaskan kontolnya, dansegera meremasnya bagian pangkalnya, supaya tidak jadi muncrat.

Dia membukarok-miniku sekaligus celana dalamku, segera kubuka selangkanganku.

"Jilat itil Mbak Sri, Mas Haaaarrr..., yang lamaaa...", godaku lagi... Bagai robot, dia langsung mengarahkan kepalanya ke nonokku dan menjilati itilku dengan sangatnafsunya...

"Sssshhhh, uu-enaaak, Mas Haaaarrrr... ., sampai air mani Mabk Sri keluar, ya masHaaar".

"Lho, perempuan juga punya air mani..?" tanyanya blo'on. Aku tak menyahut karena keenakan..

"Mas Haaarrr, saya mau keluaaar..." serrrrrr.... serrrrrrrrr. ... membasahi wajahnyayang penuh birahi.

"Aduuuuh, enak banget, Mas Har! Mbak Sri puaaaaaassss sekali bercinta dengan MasHar..... kontol Mas Har belum keluar ya? Mari saya masukin ke liang kenikmatansaya, Mas! Saya jamin Mas Har pasti puas-keenakan. ...

"Kugenggam batang pelernya, dan kutuntun mendekati lubang nonokku, kugosok-gosokkan pada itilku, sampai aku terangsang lagi.

Sebelum kumasukkan batangkeperkasaannya yang masih ting-ting itu ke lubang nonokku, kuambil kaos singletkudan kukeringkan dulu nonokku dengan kaos, supaya lebih peret dan terasa uuenaaaak pada saat ditembus kontolnya Mas Har nanti..

"Sebelum masuk, bilang 'kulonuwun' dulu, dong sayaaaaaang. ..", Candaku.... Mas Har bangkit sebentar dan menghidupkan radio-kaset yang ada di atas meja kecildi samping ranjang..... lagunya.... mana tahaaaan..
"Kemesraan ini Janganlah Cepat Berlalu..... ."
www.inipoker.com
POKER CEME DOMINO CAPSA SUSUN


Selamat Datang Di inipoker
"1 User Id For All Game"
Kami inipoker Menyediakan Permainan:
- POKER  - DOMINO
- CEME   - CAPSA SUSUN
BCA : ONLINE
BNI : ONLINE
BRI : ONLINE
Mandiri : ONLINE
Danamon : ONLINE
Silahkan bagi anda yang ingin deposit di www.inipoker.com
Dapatkan Bonus refferal , Dengan mengajak teman-teman anda bermain di tempat kami , dan raih bonus sebanyak banyak nya ! Untuk lebih lengkap nya silahkan ke Livechat kami di www.inipoker.com
Daftarkan diri anda sekarang juga , KLIK DISINI --> http://www.inipoker.com/?ref=MASUKAJA
CONTACT US
Pin BB : 2B4FA930
YM : cs.inipoker@yahoo.com
Tlp : (+855)11241775
Facebook : inipoker
WeChat : INIPOKER
‪#‎judionline‬ ‪#‎gameonline‬ ‪#‎judipoker‬ ‪#‎judidomino‬ ‪#‎onlinebetting‬ ‪#‎agenterpercaya‬ ‪#‎oot‬ ‪#‎beritaunik‬ ‪#‎youtube‬ ‪#‎twitter‬ ‪#‎gameandroid‬ ‪#‎bonus‬ ‪#‎LDP‬ ‪#‎tranding‬ ‪#‎agenpokeronlineterpercaya‬ ‪#‎agenjudionlineterpercaya‬ ‪#‎meme‬ ‪#‎bokep‬ ‪#‎jandaingindimadu‬ ‪#‎ceritaseks‬ ‪#‎ceritahot‬ ‪#‎ceritapanas‬ ‪#‎tantegirang‬ ‪#‎ceweigo‬ ‪#‎berondong‬ ‪#‎cabecabean‬ ‪#‎cewebugil‬ ‪#‎hobinenen‬ ‪#‎jablay‬ ‪#‎perawanseksi

INIPOKER:Cerita Seks Tergoda Memek Wilda

By : Unknown
Cerita Seks Tergoda Memek WildaImage result for CEWEK SEK
 Saat ini aku jauh dari orang tua, sejak dari kelas 1 SMU aku menuntut ilmu di kota bandung, aku disini tinggal bersama pak Sis beliau adalah teman baik bapakku mereka memiliki hubungan baik dengan keluargaku, pak Sis merupakan seorang pemimpin di perusahaannya dia sangat sibuk dengan urusan bisnisnya dan jarang sekali berada dirumah.
Cerita Seks Tergoda Memek Wilda
Cerita Seks Tergoda Memek Wilda
Baca Juga : Cerita Dewasa Tidur di Rumah Mbak Frida
Berbeda dengan istrinya Pak Sis, beliau merupakan sosok yang baik dan setia terhadap suaminya dia selalu menyiapkan keperluan rumah tangga, beliau sudah mempunyai anak yang masih dini diantaranya Tia yang masih umur 7 tahun sedangkan kakaknya Wilda yang 12 tahun, aku dan anaknya sangat akrab dan bersahabat aku selalu berusaha menyayangi dan melindungi dia.

Aku biasanya akan marah terhadap mereka apabila mereka mendengarkan dan menonton berita-berita tentang kekerasan yang suka ditayangkan di TV swasta pada tengah hari bolong. Biasanya, segera kumatikan TVnya dan kusuruh mereka masuk kamar dan mengerjakan PR.

Setelah suasana aman..TVnya dengan suara yang sangat kukecilkan kunyalakan kembali untuk kutonton sendiri. Sering aku berpikir, mengapa sih acara kekerasan, pembunuhan, incest, pemerkosaan apalagi yang dilakukan terhadap anak kecil kok ditayangkan di TV pada siang hari di mana para anak kecil masih bisa ikut menonton dan mencerna siaran itu? Kenapa bukan pada tengah malam saja? Karena menurutku apabila jam siarannya tidak segera dipindah, maka banyak tunas muda bangsa yang moralnya akan menjadi ternoda atau bahkan rusak nantinya.

"Ah.. biarlah orang yang berwenang yang menjawab semua permasalahan itu, yang penting sekarang moral kedua gadis cantik itu masih bisa kulindungi", nuraniku berkata. Hari-hari pun berlalu dan seperti biasanya, di sekolah aku dikenal oleh teman-temanku sebagai anak bandel yang sering bolos pada jam-jam pelajaran tertentu tetapi walaupun begitu aku memiliki nilai raport yang wajar-wajar saja karena aku malu kepada orangtuaku dan juga kepada keluarga Pak Sis kalau sampai nilaiku jatuh, jadi aku tetap berusaha keras.

Suatu hari di sekolah, temanku becerita padaku kalau dia punya film seks Indonesia yang judulnya BLABLA dan yang mainnya mahasiswa dan mahasiswi perguruan tinggi top. Kontan saja seketika itu aku terkejut dan mengatakan bahwa temanku itu pembohong tapi temanku bilang kalau tidak percaya, pulang sekolah kita tonton rame-rame.

Siang itu, kami berbondong-bondong menuju rumah temanku, ia anak orang kaya, kedua orangtuanya sangat sibuk sehingga kalau siang hari jarang ada di rumah. Ruang kamarnya juga cukup besar dan dilengkapi berbagai peralatan seperti komputer, PS, TV dan VCD player.

Hal itu membuat kami leluasa menikmati film itu. Adegan awal diperlihatkan seperti ada semacam kerja kelompok dan ada beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang sedang mengerjakan tugas dan makan-makan.

Menurutku si wanitanya cakep juga dan karena nontonnya rame-rame, teman-temanku pada ribut merequest agar adegan ngobrolnya dipercepat dan langsung menuju adegan syuurnya.. sekarang terlihat mereka sedang duduk di sofa.

Menghadap kamera dan saling berciuman mesra, saling memainkan, mempertautkan lidah pasangannya ahh..nikmat sekali kelihatannya kemudian adegan di tempat tidur di mana si wanita tidur telentang hanya di tutupi sehelai kain handuk.

Sementara si pria yang memegang kamera mengatakan kepada si wanita untuk membuka handuk tadi dan memperlihatkan kemaluan dan tubuhnya yang sexy. Malu-malu si wanita itu membuka handuknya dan dengan cepat menutupnya kembali. "Ahh.. yang itu sih biasa", begitu terdengar temanku berkata dan ia pun mempercepat filmnya sampai adegan oral sex di kamar mandi.

Terlihat si pria duduk di atas jam!ban lalu si wanita menghisap-hisap penisnya sampai akhirnya si pria tidak tahan lagi dan mengeluarkan spermanya lalu adegan selanjutnya si pria dan wanita tadi membersihkan badan masing-masing dan mengucapkan salam berpisah.

"Waah.. ngga nyangka ya, hebat juga mereka bisa buat film seperti itu" kataku.

"Uuh.. itu sih kurang hot ah.. kalau cuman pake kamera begituan, kita-kita juga bisa dong buat yang lebih hot lagi iya ngga teman-teman!" kudengar temanku si Ucok menyahut.

"Alaah Cok.. lu jangan sembarangan ngomong, buktiin doong!" begitu kata teman yang lain.

"Beres.. pokoknya aku akan buat yang lebih bagus lagi dari ini dan kalo udah selesai kalian wajib nonton!" janji Ucok, lalu kita semua tertawa mendengar bualannya itu.

Aku lalu berpikir, waah.. para mahasiswa ini memang hebat! Mereka sudah jadi pionir seni film seks yang akan membuka jalan untuk karya-karya indah kategori film seni seksual Indonesia yang lainnya, sejujurnya aku salut buat ide, karya serta keberanian! para pemeran utamanya. Sepulangnya dari rumah temanku, kulihat di halaman rumah ada mobil Honda CRV milik Pak Sis, "kok tumben Pak Sis sudah pulang siang hari gini?" pikirku.

Aku segera masuk rumah dan kulihat bapak dan ibu Sis sudah bersiap-siap dengan kopernya masing-masing, kulihat juga Tia juga membawa tas kecil yang berisi banyak makanan ringan.

"Ibu mau ke mana?" tanyaku bingung.

"Ooh.. ibu dan bapak mau ke Jakarta, menemani bapak dalam acara seminar yang diadakan oleh kantor bapak selama tiga hari" jawab ibu Sis.

"Lho, apa Tia juga diajak?" tanyaku.

"Oh.. iya, kebetulan sekolahnya Tia lagi ada libur seminggu, jadi Tia bapak ajak biar nanti Tia bisa jalan-jalan sama ibunya ke Dufan" jawab Pak Sis.

"Iih.. papa curang! Masa Wilda ngga diajak! Wilda kan juga pengen ke Dufan!" tiba-tiba Wilda keluar dari kamarnya.

"Wilda sayang, nanti kalo Wilda sudah waktu libur sekolah pasti papa ajak" jawab Pak Sis meyakinkan Wilda.

Pak Sis kemudian memberikan Wilda sebuah boneka beruang.

"Sudah dong sayang, jangan cemberut begitu ayo senyum doong" kata Pak Sis membujuk Wilda.

Wilda lalu merebut boneka beruang itu dari tangan ayahnya lalu berkata "papa janji ya, jangan lupa lho!" kata Wilda.

"Iya sayang, papa janji!" jawab Pak Sis sambil mencium kening Wilda.

"Wilda sayang, mama juga berjanji akan mengajak Wilda bersenang-senang di Dufan kalau Wilda sudah libur" kata Ibu Sis sambil mencium pipi kanan dan kiri Wilda.

"Was, sudah kamu taruh koper bapak dan ibu di mobil?" tanya Pak Sis pada pembantunya.

"Sudah semuanya pak" jawab si Was.

"Oh Was juga ikut ke Jakarta ya bu?" tanyaku.

"Iya untuk membantu menjaga Tia di sana nah, sekarang kami mau berangkat, bapak dan ibu titip Wilda dan rumah padamu, jaga Wilda dan bantu dia dalam belajar dan mengerjakan PR, mengerti?" begitu pesan Ibu Sis yang disampaikannya padaku.

"Baik bu" jawabku. Akhirnya hanya tinggal aku dan Wilda yang ada di rumah.

Wah.. aku berpikir asyik nih kalo bisa menikmati film seni seks yang kemarin itu sendiri di ruang TV, karena selain di kamar bapak dan ibu Sis, di ruang tengah ada juga VCD player jadi setelah Wilda kusuruh tidur, aku bisa menikmatinya sendirian hehehe.. malam itu aku segera menuju rumah temanku untuk meminjam film VCD itu darinya lalu cepat-cepat pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah aku segera membantu Wilda mengerjakan PR-nya lalu setelah selesai aku menyuruhnya untuk tidur. Dalam pikiranku saat itu hanyalah aku akan menikmati film indah murni karya anak bangsa ini sendirian.

Kira-kira pukul 12 malam setelah kupastikan kembali bahwa Wilda sudah tertidur nyenyak lalu segera kunyalakan VCD playernya dan kunikmati film itu dengan memakai Earphone sehingga walau suaranya kubesarkan Wilda tidak akan terbangun.

Tidak terasa sudah pukul 2 pagi dan aku masih saja mempercepat, menghentikan sebuah adegan untuk kuperhatikan dengan sungguh-sungguh dan mengulang setiap adegan yang aku anggap syuur untuk kunikmati kembali.

Setelah puas menonton segera kumatikan VCD playernya lalu menuju ke kamar mandi untuk.. olahraga pagi.. Tak lama setelah selesai, aku merasa ngantuk sekali dan aku langsung menuju kamarku untuk tidur.

"Baang.. abaang.. bangun udah jam setengah tujuh nih, abang ngga sekolah ya?" sayup-sayup kudengar suara Wilda yang berusaha membangunkan aku. Hah! Segera aku tersadar dari tidurku dan kulihat Wilda yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya siap untuk berangkat sementara aku kalang kabut segera cuci muka, gosok gigi, pake seragam dan sisiran.

Setelah siap, aku segera mengantarkan Wilda ke sekolahnya dan setibanya di sekolah Wilda kuajak dia ke kantin sekolahnya untuk sarapan pagi dan setelah itu baru aku berangkat ke sekolahku.Siang itu, saat pelajaran ke-dua tengah berlangsung tiba-tiba..aku teringat bahwa Keping CD film itu masih terdapat di dalam VCD player dan belum kukeluarkan, apabila Wilda sudah pulang, dia pasti bisa melihat film itu karena dia sudah terbiasa menonton koleksi VCD kartun dengan menyetelnya sendiri.

Aku yang sudah gelisah lalu berusaha untuk keluar dari kelas dan secepatnya pulang ke rumah untuk membereskan segalanya. Setibanya di rumah, betapa terkejutnya aku melihat Wilda yang sudah berada di dalam rumah dan berada di depan televisi, dan terlihat sepertinya dia menonton sesuatu yang sangat menarik perhatiannya.

Jantungku serasa berhenti berdetak melihatnya.. jangan-jangan Wilda sedang melihat film itu.. Aku berusaha untuk tenang dan bertanya, "S.. Wilda kok udah pulang?" tanyaku gugup.

"Eh abang, iya nih tadi ada pengumuman kalau hari ini ada rapat para guru untuk persiapan Ebtanas anak kelas tiga jadi murid-murid boleh pulang, tapi besok belajar lagi seperti biasanya, tadi Wilda dianterin ibunya Ani pulang" jawab Wilda.

"Ooh begitu.. eh, Wilda sedang nonton film apa?" tanyaku lagi.

"Film kartun" jawab Wilda.

Ahh.. lega perasaanku tapi tiba-tiba Wilda berkata, "ini film VCD punyanya abang ya?" pertanyaan Wilda ini membuatku terkejut setengah mati tak bisa menjawab.

"Tadi Wilda nonton filmnya, iih ada laki dan perempuan yang ciuman sambil telanjang, emang ini film apa sih bang?" Wilda kembali bertanya.

Aku yang masih bingung kemudian menjawab aja dengan nekad, "itu film seks Wilda, film untuk orang dewasa, anak kecil tidak boleh menonton" jawabku seraya mengambil CD film itu dari tangannya.

"Tapi papa mama bilang kalau Wilda sudah besar sekarang, jadi Wilda boleh dong nonton film itu" kata Wilda.

"Lho, bukannya tadi udah nonton sendiri sekarang mau abang simpen" jawabku.

"Iya Wilda udah liat tapi kenapa kok telanjang? Kok beda dengan film yang di TV?" Tanya Wilda.

"Okelah abang akan kasih tahu Wilda tapi Wilda harus berjanji sama abang, janji pertama Wilda tidak boleh bilang sama siapapun apalagi pada papa dan mama Wilda bahwa abang yang mengajari Wilda berhubungan seperti di film itu, mau ngga?" tanyaku.

"Kenapa papa dan mama ngga boleh dikasih tau?" Wilda bertanya.

Saat itu aku bingung untuk menjawabnya, tapi karena aku rajin menonton berita-berita pemerkosaan terhadap anak kecil di TV-TV swasta siang hari bolong aku langsung menjawab.

"Karena kalau Wilda kasih tau papa dan mama nanti papa dan mama bisa sakit terkena serangan jantung lalu meninggal dunia, Wilda ngga ingin menjadi anak yatim piatu yang nanti tinggal di panti asuhan kan?" Kembali aku bertanya. "Engga mau bang.. iih Wilda takut, Wilda kan sayang sama papa mama kalau begitu Wilda janji engga mau bilang siapa-siapa" terlihat ekspresi wajah Wilda berubah menjadi sedikit ketakutan.

"Wilda juga harus janji untuk selalu menurut kata-kata abang, tidak boleh protes atau melawan agar Wilda mudah mempelajari seperti yang Wilda tonton di film tadi, janji?" kataku seraya memajukan jari kelingking kananku.

"I.. iya bang, Wilda janji" jawab Wilda sambil mempertautkan kelingkingnya dengan kelingkingku sebagai tanda perjanjian antara kita berdua.

"Fiuhh.. gila, ternyata ada gunanya juga tayangan-tayangan pemerkosaan itu dibahas dengan detil di TV secara nasional tengah hari bolong itu" pikirku.

"Wilda, abang lihat keingintahuanmu sangat tinggi mengenai hubungan seks, kalo begitu pelajaran akan abang mulai malam ini" kataku. "Tapi Wilda siap belajar sekarang bang" Wilda mulai protes.

"Iya abang tau, tapi sebaiknya sekarang Wilda ganti baju dan istirahat sementara abang akan pergi sebentar beli makan siang, ayo sana nurut ya cantik" jawabku. 
www.inipoker.com
POKER CEME DOMINO CAPSA SUSUN
Selamat Datang Di inipoker
"1 User Id For All Game"
Kami inipoker Menyediakan Permainan:
- POKER  - DOMINO 
- CEME   - CAPSA SUSUN
BCA : ONLINE
BNI : ONLINE
BRI : ONLINE
Mandiri : ONLINE
Danamon : ONLINE
Silahkan bagi anda yang ingin deposit di www.inipoker.com
Dapatkan Bonus refferal , Dengan mengajak teman-teman anda bermain di tempat kami , dan raih bonus sebanyak banyak nya ! Untuk lebih lengkap nya silahkan ke Livechat kami di www.inipoker.com
Daftarkan diri anda sekarang juga , KLIK DISINI --> http://www.inipoker.com/?ref=MASUKAJA
CONTACT US
Pin BB : 2B4FA930
YM : cs.inipoker@yahoo.com
Tlp : (+855)11241775
Facebook : inipoker
WeChat : INIPOKER
‪#‎judionline‬ ‪#‎gameonline‬ ‪#‎judipoker‬ ‪#‎judidomino‬ ‪#‎onlinebetting‬ ‪#‎agenterpercaya‬ ‪#‎oot‬ ‪#‎beritaunik‬ ‪#‎youtube‬ ‪#‎twitter‬ ‪#‎gameandroid‬ ‪#‎bonus‬ ‪#‎LDP‬ ‪#‎tranding‬ ‪#‎agenpokeronlineterpercaya‬ ‪#‎agenjudionlineterpercaya‬ ‪#‎meme‬ ‪#‎bokep‬ ‪#‎jandaingindimadu‬ ‪#‎ceritaseks‬ ‪#‎ceritahot‬ ‪#‎ceritapanas‬ ‪#‎tantegirang‬ ‪#‎ceweigo‬ ‪#‎berondong‬ ‪#‎cabecabean‬ ‪#‎cewebugil‬ ‪#‎hobinenen‬ ‪#‎jablay‬ ‪#‎perawanseksi

- Copyright © Cewek Suka Sange - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -